Kronologi-Penyebab Demo Besar-besaran di Israel, Negara Bisa Lumpuh

Seorang pengunjuk rasa menghadiri unjuk rasa menentang pemerintah dan untuk menunjukkan dukungan bagi para sandera yang diculik selama serangan mematikan 7 Oktober, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 1 September 2024. (REUTERS/Florion Goga)
Foto: Seorang pengunjuk rasa menghadiri unjuk rasa menentang pemerintah dan untuk menunjukkan dukungan bagi para sandera yang diculik selama serangan mematikan 7 Oktober, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 1 September 2024. (REUTERS/Florion Goga)

Ratusan ribu warga Israel turun ke jalan untuk melakukan protes massal pada Minggu (1/9/2024). Mereka menuntut kesepakatan gencatan senjata dan serikat pekerja utama Israel menyerukan pemogokan setelah enam tawanan ditemukan tewas di Gaza.

Para pengunjuk rasa meneriakkan “Sekarang! Sekarang!” dan menuntut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencapai gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas untuk membawa pulang tawanan yang tersisa.

Banyak warga Israel memblokir jalan-jalan di Tel Aviv dan berdemonstrasi di luar kantor Netanyahu di Yerusalem Barat. Ini menjadi demonstrasi anti pemerintah terbesar di Israel sejak perang Gaza dimulai hampir 11 bulan lalu.

Kematian 6 Tawanan

Kematian sebanyak enam tawanan di Gaza menjadi pemicu demo Netanyahu tersebut. Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mewakili keluarga para sandera yang ditawan di Gaza, mengatakan kematian keenam orang tersebut akibat keputusan yang diambil Netanyahu.

Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut Netanyahu gagal mengamankan kesepakatan untuk menghentikan pertempuran dan membawa pulang orang-orang yang mereka cintai.

“Mereka semua dibunuh dalam beberapa hari terakhir, setelah bertahan hidup selama hampir 11 bulan dari penyiksaan, penyiksaan, dan kelaparan di tahanan Hamas,” kata forum tersebut, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (2/9/2024).

Gil Dickmann, sepupu Carmel Gat, yang jasadnya termasuk di antara mereka yang dipulangkan, mendesak warga Israel untuk memberi lebih banyak tekanan pada pemerintah mereka.

“Turun ke jalan dan tutup negara sampai semua orang kembali. Mereka masih bisa diselamatkan,” tulis Dickmann di X.

Gideon Levy, kolumnis surat kabar Haaretz Israel, mengatakan Netanyahu telah membela partai-partai sayap kanan di pemerintahannya yang menentang segala konsesi kepada Hamas.

“Mereka [partai-partai] tidak peduli dengan para sandera,” katanya.

Levy menekankan bahwa dalam Partai Likud milik Netanyahu, kelompok terbesar dalam pemerintahan, perdana menteri Israel itu memegang banyak kekuasaan dan partai tersebut mendukungnya.

“Oleh karena itu, tantangan dari dalam pemerintahan sangat terbatas,” katanya. “Tantangan yang nyata dan mungkin terjadi adalah jalanan, tetapi masih terlalu dini untuk menilainya.”

Daftar Korban Meninggal

Keenam tawanan Israel yang meninggal terdiri dari empat laki-laki, yakni Hersh Goldberg-Polin (23), Alexander Lobanov (33), Almog Sarusi (27), dan Ori Danino (25), serta dua perempuan, Eden Yerushalmi (24) dan Carmel Gat (40).

Seruan Mogok Serikat Pekerja

Sementara itu, untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober, federasi serikat pekerja terbesar Israel, Histadrut, telah menyerukan pemogokan umum untuk menekan pemerintah agar menandatangani kesepakatan gencatan senjata.

Serikat pekerja mengatakan Bandara Ben Gurion, pusat transportasi udara utama Israel, akan ditutup mulai pada Senin pukul 8 pagi waktu setempat. Mereka bertujuan untuk menutup atau mengganggu sektor-sektor utama ekonomi Israel, termasuk perbankan dan perawatan kesehatan.

“Kesepakatan lebih penting daripada apa pun,” kata kepala Histadrut, Arnon Bar-David. “Kami mendapatkan kantong mayat, bukan kesepakatan.”

Ia mengatakan bahwa ia didukung oleh produsen dan pengusaha utama Israel di sektor teknologi tinggi. Aliansi dari beberapa tokoh paling berpengaruh dalam ekonomi Israel juga ikut mendukung kemarahan publik atas kematian keenam tawanan tersebut.

Layanan kota di pusat ekonomi Israel, Tel Aviv, juga akan ditutup selama sebagian Senin.

Asosiasi Produsen Israel mengatakan bahwa mereka mendukung pemogokan tersebut dan menuduh pemerintah gagal dalam “tugas moral” untuk membawa kembali para tawanan dalam keadaan hidup.

“Tanpa pengembalian para sandera, kita tidak akan dapat mengakhiri perang, kita tidak akan dapat merehabilitasi diri kita sebagai masyarakat dan kita tidak akan dapat mulai merehabilitasi ekonomi Israel,” kata kepala asosiasi Ron Tomer.

Dukungan dan Tekanan dari Tokoh

Pemimpin oposisi Israel dan mantan Perdana Menteri Yair Lapid mengatakan bahwa ia mendukung rencana pemogokan kerja tersebut.

Namun, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich telah meminta Jaksa Agung negara itu Gali Baharav-Miara untuk mengajukan permintaan mendesak ke pengadilan guna memblokir rencana pemogokan nasional tersebut.

Dalam suratnya, Smotrich berpendapat bahwa pemogokan tidak memiliki dasar hukum karena bertujuan untuk memengaruhi keputusan kebijakan penting politisi secara tidak benar terkait isu-isu yang berkaitan dengan keamanan negara.

Ia juga mengatakan bahwa pemogokan besar-besaran – yang akan menutup negara termasuk penerbangan keluar – memiliki konsekuensi ekonomi yang signifikan yang akan menyebabkan kerusakan ekonomi yang tidak perlu di masa perang.

Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan banyak yang menyalahkan Netanyahu karena gagal mencapai kesepakatan.

Militer Israel telah menewaskan sedikitnya 40.738 orang dan melukai 94.154 orang dalam perangnya di Gaza sejak 7 Oktober. Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober, dengan sekitar 250 orang ditangkap oleh kelompok tersebut.

Militer Israel telah mengakui kesulitan menyelamatkan puluhan tawanan yang tersisa dan mengatakan hanya kesepakatan yang dapat membawa pengembalian dalam skala besar.

Netanyahu Meminta Maaf kepada Keluarga Korban

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelumnya telah meminta maaf kepada keluarga Alexander Lobanov karena tidak membawa dia dan lima sandera lainnya kembali hidup-hidup.

Menurut pernyataan dari kantor perdana menteri, Netanyahu akan berbicara dengan keluarga sandera lainnya pada Senin.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*