India Teriak soal Kebijakan Imigrasi Trump, Sebut Borgol & Kaki Diikat

SAINT PETERSBURG, RUSSIA - 2023/11/02: The national flag of the Republic of India as a participating country at the 12th St. Petersburg International Gas Forum (SPIGF 2023). (Photo by Maksim Konstantinov/SOPA Images/LightRocket via Getty Images)

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar buka suara terkait laporan tentang migran India yang diperlakukan tidak baik selama deportasi mereka dari Amerika Serikat (AS).

Diplomat tertinggi Negeri Bollywood tersebut mengatakan kepada parlemen bahwa pemulangan itu telah terjadi selama beberapa tahun dan bahwa “tidak ada perubahan dari prosedur sebelumnya” selama putaran deportasi yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump.

Komentar Jaishankar muncul setelah kepala Patroli Perbatasan AS (USBP) Michael Banks mengunggah sebuah video yang memperlihatkan warga negara India diborgol dan diikat kakinya saat menaiki pesawat deportasi.

“USBP dan mitranya berhasil memulangkan imigran gelap ke India, menandai penerbangan deportasi terjauh yang pernah dilakukan dengan menggunakan transportasi militer. Misi ini menggarisbawahi komitmen kami untuk menegakkan hukum imigrasi dan memastikan pemulangan yang cepat,” demikian postingan Banks di X, dikutip Jumat (7/2/2025).

“Jika Anda menyeberang secara ilegal, Anda akan dideportasi,” tambahnya.

Video dalam postingan tersebut langsung menjadi viral di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran mengenai perlakuan terhadap migran.

Jaishankar menunjukkan bahwa ratusan warga India yang memasuki AS secara ilegal atau melewati batas visa mereka dideportasi setiap tahun. Jumlah ini berkisar dari 734 pada tahun 2009 hingga 1.889 pada tahun 2020 dan 1.368 pada tahun 2023.

“Ini bukan hal baru, ini telah terjadi selama bertahun-tahun,” kata menteri tersebut.

Ia menambahkan bahwa otoritas India selalu terlibat dalam kasus-kasus seperti itu dan memastikan bahwa individu yang dideportasi diperlakukan dengan tepat.

“Kebutuhan orang yang dideportasi selama transit terkait dengan makanan atau kebutuhan lainnya, termasuk kemungkinan keadaan darurat medis, diperhatikan. Selama istirahat ke toilet, orang yang dideportasi untuk sementara tidak ditahan jika diperlukan dalam hal itu. Ini berlaku untuk pesawat sipil sewaan maupun pesawat militer. Tidak ada perubahan dari prosedur sebelumnya, saya ulangi, tidak ada perubahan, dari prosedur sebelumnya untuk penerbangan yang dilakukan oleh AS pada tanggal 5 Februari 2025,” katanya.

“New Delhi melibatkan pemerintah federal AS untuk memastikan bahwa para pengungsi yang kembali tidak diperlakukan dengan buruk dalam bentuk apa pun selama penerbangan,” kata diplomat itu, menambahkan bahwa fokus India seharusnya adalah menindak industri migrasi ilegal.

Pada Rabu, sebuah pesawat angkut militer AS C-17 yang membawa 104 warga India mendarat di Amritsar, Punjab. Ini menandai deportasi pertama ke India di bawah tindakan keras Trump pada periode kedua terhadap migrasi ilegal.

Setibanya di sana, polisi setempat membawa orang-orang yang dideportasi untuk diverifikasi dan diinterogasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*