Harga BBM Per 1 Desember Bakal Berubah? Ini Hitungannya

Nozzle BBM Pertamax dan Pertamax Turbo di SPBU Pertamina. (Dok: PT Pertamina Patra Niaga)

Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi diproyeksi ditahan atau malah mengalami kenaikan per 1 Desember 2024.

Harga minyak mentah dunia secara rata-rata turun pada November 2024 tetapi sebaliknya rupiah ambruk. Dua kondisi yang bertolak belakang ini akan sangat menentukan harga BBM non-subsidi besok hari.

Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 73,41 per barel pada November 2024, lebih rendah dibandingkan US$ 75,38 per barel sepanjang Oktober 2024. Sepanjang November, rata-rata harga minyak brent ambruk 2,62%.

Begitu pula harga minyak WTI yang anjlok 2,82% sepanjang November. Rata-rata harga minyak WTI ada di US$69,54 per barel pada November 2024, lebih rendah dibandingkan pada Oktober yakni US$ 71,56 per barel.

Harga minyak mentah dunia sempat terbang di awa November karena aliansi negara-negara produsen minyak atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memutuskan menahan produksi pada Desember 2024.

Minyak juga terbang menjelang dan pasca kemenangan Donald Trump di pemilu Amerika Serikat (AS) pada 5 November.
Ketegangan Rusia-Ukraina yang kembali meningkat juga ikut menopang harga minyak.

Namun, harga minyak kembali turun setelahnya. Terutama setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) memberi sinyal perlambatan suku bunga.
Harga minyak kembali terangat setelah Rusia menembakkan misil hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat dan Inggris setelah serangan Ukraina ke Rusia menggunakan senjata dari AS dan Inggris.

Harga minyak ambruk menjelang akhir November di mana pada 25 November 2024 atau Senin pekan ini, harganya jatuh 3% lebih sehari setelah Israel-Hizbullah sepakat melakukan gencatan senjata.

Dengan gencatan senjata maka faktor ketegangan geopolitik yang selama ini menopang harga minyak akan hilang.  Harga minyak tak mampu bangkit setelah itu dan sudah jatuh selama empat hari beruntun. Dalam sepekan terakhir, minyak WTI ambruk 4,5% sementara brent ambruk 3%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah melemah tajam sejak awal November atau sejak Trump terpilih sebagai Presiden AS. Fokus Trump yang memberatkan pada ekonomi domestik diperkirakan akan kembali mengerek inflasi AS. Akibatnya, dolar terbang dan imbal hasil US Treasury menguat. Indeks dolar bahkan sempat terbang ke 107,54 pada 22 November 2024, tertinggi dalam dua tahun.

Kenaikan dolar ini ditandai dengan tingginya dana asing yang kabur dari Indonesia dan memilih balik ke US sehingga rupiah jatuh.

Rata-rata nilai tukar rupiah pada November 2024 ada di angka Rp 15.810,5/US$1. Nilai tukar jauh lebih lemah dibandingkan rata-rata Oktober yang menyentuh Rp 15.557,61/US$1. Rupiah ambruk 1,63% sebulan pada November 2024.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*