Hilirisasi Bauksit Mandek, Ini yang Akan Dilakukan Bahlil

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melakukan konferensi pers terkait Subsidi Energi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (04/11/2024). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengakui bahwa pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Indonesia masih jauh tertinggal. Terutama apabila dibandingkan dengan hilirisasi nikel yang jauh lebih pesat progresnya.

Menurutnya, berbagai tantangan, khususnya terkait pembiayaan menjadi salah satu faktor utama lambatnya pembangunan smelter bauksit. Oleh karena itu, ia membuka peluang bagi perusahaan yang belum mampu membangun smelter sendiri untuk membuat sebuah konsorsium.

“Saya akui kecepatan hilirisasi nikel lebih jauh daripada bauksit. salah satu persoalannya adalah bagaimana kita mendorong percepatan. Mungkin salah satu pembiayaan, karena itu kita lagi menata kita lagi undang pelaku usaha yang urusan smelter bauksit untuk bisa kita lakukan percepatan,” kata Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (29/11/2024).

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menilai bahwa pengembangan smelter bauksit memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya yakni rendahnya tingkat pengembalian investasi (IRR) yang menyebabkan perusahaan-perusahaan berpikir dua kali untuk berinvestasi.

“Kalau kendalanya, kalau dibandingkan dengan Nikel memang IRR-nya relatif lebih rendah si bauksit. Jadi balik modalnya lumayan lah, lumayan betul,” ujar Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (15/11/2024).

Sementara itu, saat disinggung mengenai kemungkinan pembentukan konsorsium bagi perusahaan yang belum mampu membangun smelter sendiri, Tri menyebut bahwa opsi tersebut belum menjadi prioritas saat ini. Namun yang pasti pihaknya masih fokus pada proyek-proyek yang sedang berjalan.

“Kita fokus dulu yang sedang berjalan lah, sambil lebih hilir lagi. Kan tujuannya hilirisasi kan sampai ke end product-nya,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*